Sunday, March 30, 2014

Be Care, Be A Researcher

Kala dunia makin menggila, ribuan manusia mencoba untuk berikan analisis dan solusi.  Jiwa analitif dan solutif merupakan kombinasi dari pribadi seorang ilmuwan. Seorang researcher. Seorang scientist. Betapa kegiatan riset/penelitian, menganalisa masalah dan menawarkan solusi, menjadi bagian dari kehidupan yang sebetulnya selalu hadir di tengah-tengah kita.
Lalu apa hubunganya dengan kita?

yok mikir :)


Kita adalah mahasiwa. Sebagai siswa yang "maha" sudah menjadi sifatnya untuk mencari ilmu secara mandiri. Sudah menjadi sifatnya, analisa kritis atas berbagai masalah hidup. Lihat saja gerakan mahasiswa yang menumbangkan orde baru. Sudah menjadi bawaanya, menawarkan solusi-solusi yang terkadang terasa aneh. Tengoklah teknokrat jutawan, Bill Gates, yang awalnya diragukan orang ketika usulnya mengenai Personal Computer mencuat. Maka kegiatan riset, bukanlah lagi tugas kita sebagai mahasiswa. Riset adalah kebutuhan, kawan. Riset mengajarkan kita untuk peduli. Bagi kita dan masyarakat Indonesia.

 

Nahh.. kira-kira harus  kita mulai dari mana ya?

Tentunya, kita mulai dari hal-hal kecil. Yuk mulai peduli dengan masalah sehari-hari. Contohnya ketika kerja kelompok, jangan lagi menjadi orang yang menunggu ketua kelompok memberi instruksi. Ketika mengikuti suatu organisasi, jangan lagi menjadi orang yang menerima hasil rapat saja. Mahasiswa harus berlatih untuk berkontribusi, dengan memberi solusi.

Bagaimana cara mengembangkan kontribusi kita?

Banyak tentunya. Namun harus ada fasilitas yang mendukungnya bukan? Layaknya orang yang hendak terbang, minimal butuh pesawat sebagai fasilitasnya. Bukan sepeda ataupun mobil (ya iyalah..) Pada umumnya, organisasi intra maupun ekstra kampus menjadi media yang efektif untuk mengembangkan potensi kita. Karena, organisasi mahasiswa sudah bercabang banyak sesuai dengan bidang-bidang yang diminati mahasiswa. Pilihan lainya adalah perhelatan acara-acara yang relevan. Sebutlah GoRe (Grand Opening Research) yang rutin diadakan Forum Studi Teknik Universitas Diponegoro untuk menjaring minat-bakat peneliti dan kepenulisan.

Masih banyak lagi fasilitas yang ada di dunia kampus, terlepas dari popularitas (baca: akreditasi) kampus tersebut. Kembali pada kita. Apakah kita akan berdiam diri? Apakah kita akan menerjang badai ujian sendirian? Atau kita menjaring teman sebanyak mungkin untuk menjadi rekan di tengah badai maupun cerah?

Badai pasti berlalu... Pertanyaanya, bagaimana sikap kita dalam menghadapi proses terjadinya badai itu. That's the point :)


Follow up your passion to this link:
http://www.fst.undip.ac.id/siaran-pers/grand-opening-research-2014/

-Tb. Naufal Dzaki-

0 comments:

Post a Comment

 
;