Wednesday, April 19, 2017 0 comments

Sekali Lagi, Cinta

.........

Memang kalo sudah cinta,
semua halangan seakan sirna,
kepayahan tak membuatnya nestapa
bahkan logika bagai perhiasan semata

Tuesday, April 11, 2017 0 comments

Wake Up, Sir

Lagi, gemuruh takbir menggema untuk menyuarakan keadilan terhadap kemanusiaan
Lagi, berton-ton logistik dihadirkan untuk membantu mereka yang ditindas kezhaliman tirani

Andai kau tahu
Banyaknya bantuan tersebut bukanlah datang forum dari orang-orang berdasi
Banyaknya cuitan keadilan tak jua hadir dalam forum (so-called) perdamaian dunia

Justru
"Hanya" dari orang-orang sederhana
Tak punya gelar tinggi maupun harta melimpah
Untuk makan pun mungkin seadanya

Lalu kita yang merasa berkecukupan
Tak juga tersentuh tuk sekedar menyisihkan beberapa lembar dari dompet
Bahkan tak satupuhn untaian do'a terucap bagi saudara-saudara yang terzhalimi

Bukanlah berarti kita tinggalkan tetangga yang kesulitan
Bukanlah berarti kita abaikan desa-desa di negeri sendiri yang ketertinggalan

Namun inilah suara kami
Yang perlu digemakan hingga seantero negeri
Dengan optimisme tinggi
Bahwasanya Tuhan akan membalikkan hati
Yakni hati orang-orang yang telah mati



Sunday, April 9, 2017 1 comments

Civil Engineering's Profitable Prospects

Kali ini redaksi prospek tidaklah mengarah pada pekerjaan yang mebghasilkan gaji di dunia, melainkan pekerjaan yang menghasilkan gaji di akhirat.

Bahwasanya tiap pekerjaan, sekalipun itu "bertubuh" duniawi, ianya bisa bernafaskan ukhrowi.
Pedagang kan masuk surga, kata Rasulullah SAW, ketika ia jujur dlm berdagang.

Ini gak mudah, guys.

Pedagang banyak tantanganya, dari mulai oknum suplier, distirbutor, dan owner yg suka tipu-tipu
sampi pegawai yg gak disiplin dan lupaan.
Kalo bgini kasusnya, dagang warung pun repot, berasa ga untung-untung.

Basic ilmu saya skrg adalah teknik sipil. Banyak bidang pekerjaan yg melibatkan anak teknik. Terkhusus sipil, pada umumnya melibatkan pkeerjaan-pekerjaan dgn skala besar.
Infrsatrukstur, Energy Plant, High rise building, dsb.
Pada umumnya juga, pekerjaan yg digarap oleh kawan-kawan teknik sipil ini dipakai sebagai fasilitas umum alias asset ummat.

Ya, asset ummat.

Terkecuali yg bergerak di bidang properti yg memang arahnya banyak ke bisnis procurement, teknik sipil ketjanya mengelola asset  ummat agar bisa dimanfaatkan dalam jangka panjang.

Ambillah contoh jalan tol.

Duitnya yg punya owner. Kalo gak PU, Jasa marga, yaa mungkin swasta yg juga bergerak di bidang jalan.
Investasinya bukan hanya dari oerusahaan-perusahaan stakeholder.... namun juga dari uang yg biasa dikumpulkan pemerintah tiap bulan atau tahun dan uang tsb mencakup berbagai aspek seperti profesi, bumi dan bagunan, makanan, dsb.
What's that?

Bukan, bukan zakat yg saya maksud.
Yg saya maksud adalah PAJAK...

Inilah sumbangan (sukarela) masyarakat di suatu negara pada umumnya, untuk dikelola pemerintah agar manfaatnya dapat kembali ke masyarakat.
Contoh yg paling jelas terlihat menurut saya, infrastruktur. Duit-duit pajak tsb diapaki tuk membangun berbagai fasilitas umum mulai dr jalan, gedung-gesung perkantoran, pembangkit listrik, bendungan, dan lain sebagainya.

Yah, memang paling bagus adalah ketika zakat telah menjadi base idea pengelolaan dana ummat. Maka jelaslah daru mulai akad sampai pemanfaatanya tidak bisa dibuat main-main.

But for now, tax is where the money of our people flow.

Sekarang mari bahas yg mengerjakanya.

Dalam suatu proyek pembangunan, ada beberapa unsur yg diperlukan. Jenisnya beragam, tergantung keterbutuhan proyek dan kebijakan yg berkepentingan di proyek tsb.
Note:
(Kepentingan = Bertanggugnjawab)

Umunya, ada yg namanya owner, kontraktor, dan konsultan.

Dan umumnya pula, di setiap daerah yg sedang dilaksanakn proyek, kesepakatan dgn pejabat daerah tsb agar merekrut sekian persen dr masyarakat sebagai pekerja. Minkmal yg bantu bersih2 atau penyedia kateringlah, bgitu. Lebih djasyat kalo ada yg jadi supervisor di lapangam, jika kualifikasi memenuhi.

And... you know what?

Not all of our people is well educated, guys.

Bisa jadi yg membaca tulisan ini adalah org2 beruntung yg punya hape andorid, atau laptop. Atau minimal duduk manis di warnet sambil bayar billing paketan.

Kemudian bisa sekolah sampai minimal SMA, lebih bagus lagi sampai kuliah D3 S1 atau S2. (Alhamdulillah kalo ada bapak/ibu S3 / Professor yg baca...Thank you very much sir/mam, You have my respect! hehe)

Itu semua butuh biaya yg tidak sedikit. Namun disadari atw tidak, semua uang itu kadangkala kita siakan dgn tidak serius sekolah.
Bukan, saya bukan bicara soal nilai atw IPK sekarang. What i'm talking about is value. Semakin tinggi kita sekolah, pola pikir kita akan semakin berubah. Semakin dewasa. Semakin bijak. Semakin bisa melihat persoalam dari berbagai sisi, secara ilmiah pula...... Itu kalo sekolahnha serius. Kalo enggak.... ya, semoga Allah merahmati kita 😊

Lanjut!

Sekarang, realitanya tidak sedikit pegawai konstruksi yg bekerja di lapangan, gak punya basic pendidikan. Ada yg tamatan SD, SMP, atau mohon maaf, tidak bisa sekolah. We can't just judge them. Bisa jadi memang tak ada biaya, tak ada kesempatan, atau alasan lainya.

Efeknya apa?

Efeknya, terlihat pada pola kerja, pola bergaul, dan pola istirahat keika proyek berlangsung. Namun yg memengafuhi itu semua, adalah pola spiritualnya.

Kesehatan spiritualitas, terbukti menentukan mentality seseorang. Mentality menentukan kesehatan jasmani.
Karena apa?
Mentakitas membentuk pola pikir yg nantinya akan menjadi habit, akan mwnjadi akhlaq, perilaku. Perilaku tab lah yg menentukan kesehatan jasmani. Apakah dia kebanyakan makan atw tidak. Aoakah dia makan makanan sehat atau tidak. dsb.

Dari sisi yg lain, spiritualitas memengaruhi keberkahan suatu pekerjaan. Keoka kita membahas pekerjaan infrastruktur, fasilitas umum, maka spiritualitas memengaruhi keberkahan dari insrastruktur tsb.

Bolehlah ketika peresmian suati jalan tol, ada acara doa bersama.
Bolehlah ketika peletakan batu pertama proyek gedung hidh rise, ada acara doa bersama.
Bolehlah ketika akan pembukaan lahan utk pembangunan bendungan, warga lokal mengharuskan adanya pengajian bersama.

Insya Allah, doanya tidak akan disia-siakan oleh Allah.

Namun apa jadinya, ketika mulai dr proses desain, proses tender dokumen, proses peresmian, proses pembukaan lahan, konstruksi pondasi, konstruksi struktur, spai finishinh dan peresmian... Kalimat do'a tak pemah putus?
Bahkan keluar dr para pekerja yg tugasnya "hanya" mengaduk pasir?
Bahkan dari mbak-mbak kantin di proyek?
Bhakan dari mas-mas yg tugasnya 'hanya" nyapuin kantor?

Tentu... Berkah dari Allah kan berlimpah ruah. Entah lewat bentuk apa, atau kapan datangnya.
Tapi yg saya yakini berdasarkan pelajaran dr AlQuran dan Hadits (bagi yg muslim), semua usaha spiritual tsb tak kan ada yg disiakan oleh Allah SWT.

Bisa jadi... tak ada kecelakaan yg melintas di jalan tol. Malahan menjadi perantara ulama2 tuk mengisi ceramah, perantara pebisnis tuk menyejahterakan ekonomi masyarakat, perantara pejabat tuk lebih dekat dgn rakyatnya.

Itu baru contoh proyek jalan tol.

Ini yg menarik.

Sungguh, saya belum menemukan referensi yg menerangkan bahwa, tingkat kecerdasan dan kesadaran spiritual seseorang, ditentukan dari tingkat pendidikan. Ditentukan level sekolahnya.
It's not just that.
Lebih dari itu. Sekolahnya, berpengaruh. Lingkungan, berpengaruh. Teman, berengaruh. Banyak. Banyak sekali.

Pada tulisan kali imi saya belum sanggup mengupas siapa atau apa yg paling memengaruhi.

My point is, ketika kita sadar bahwa spiritual berpengaruh besar thdp seseorang, maka kita "ditugaskan" untuk menggarap hal spiritual tsb.

Bagi yg kelak terjun di bidang konstruksi, maka mari ciptakan iklim spiritual yg baik. Begitupun di bidang lainya.

Let's make a change
and see the miracle

Friday, April 7, 2017 2 comments

Peka, Dong !



Pernahkah sesekali kau merasa seakan sedang "ditegur" oleh Allah?

 
;