Tuesday, December 26, 2017 0 comments

INTOLERANSI

-INTOLERANSI-

Dewasa ini acapkali terdengar kata "intoleransi"
Dengan dalih tidak menerima atau tidak bersimpati
Dengan satu dua perayaan atau ucapan agama lain pada suatu negeri

Pada mimbar-mimbar semu banyak juga tertulis "intoleransi"
Baik secara tersurat maupun hanya makanawi
Tak ikut sama sekali sudah mesti dicap "intoleransi"
Ikut sana-sini malah jadi kaum yg "mbingungi"

Status 'ulama dan umaro menjadi headline terkini
Mulai dari yang mencoba "bertoleransi", sampai yang menuai "kontroversi"
Heranya, setelah gempita hari raya usai
Omongan mereka kembali menjadi ampas basi
Didengar pun tidak, apalagi dita'ati

Apalagi mahasiswa zaman kini
Sudah menjadi menu yang tak asing lagi
Intoleransi berseliweran di kamar kost, kontrakan, bahkan di kampus sendiri
Tak canggung kita meng-unggah jadi apdetan terkini
Walaupun dalam hati, kita tau terkandung di dalamnya Intoleransi

Sekarang sudah tambah parah lagi
Social Media bukan cuma milik orang bergaji
Walaupun belum pandai gosok gigi,
Anak kecil sudah lihai memainkan jemari

Bisa dibayangkan bagaimana anak SD berkomentar di kolom-kolom terkini
Kelereng bukan lagi mainan sehari-hari
Suara anime terganti dengan caci maki

Sampai-sampai mereka punya sebutan masa kini
karena sering membuat kita mengerenyitkan dahi

Apa namanya tuh? "Kids, zaman-now" seperti yang didengar Pak Habibie

Padahal eh padahal nih
Sadar tidak sadar nih

Yakinlah penduduk negeri Wkwkland ini
Pasti menyukai yg namanya Intoleransi
Mulai dari anak kecil sampai yg sudah aki-nini

Padahal eh padahal nih
Belom tentu kita punya satu unsur yg hilang dalam Intoleransi
Entah karena kurangnya gaji
Atau faktor ketidakmerataan distribusi

Tapi seringnya sih, karena kurang diskusi

Bertetangga tidaklah ada lagi
Makan bersama bukan budaya lagi

Satu unsur penting, yang membuatnya intoleransi atau tidak intoleransi
Unsur penting yang biasanya mahasiswa tidak bisa beli

itulah KORNET, unsur terunik yang sering hilang dalam Intoleransi

Tanah Wkwkland,
Desember 2017
Rabiul Akhir 1439 H

TND

NB:
*INTOLERANSI
(Indomie Telor Kornet pake Nasi)*

Thursday, December 14, 2017 0 comments

Ummatan Wahidatan

Bismillah...

شَرَعَ لَـكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖۤ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَ لَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِ ۗ  كَبُـرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِ   ۗ  اَللّٰهُ يَجْتَبِيْۤ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَآءُ وَيَهْدِيْۤ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُ

"Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan 'Isa, yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya)."
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 13)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

MOMENTUM

Setelah berjibaku dengan problematika dalam negeri, ummat muslim dihadapkan kembali dengan momentum yg lainya.

Pada fenomena  2 Desember tahun 2016 atau sudah acapkali disebut 212
Terlaksana sudah aksi sholat jum'at terbesar di muka bumi. Konten aksi tersebut tidak lain atas tersulutnya "kemarahan" ummat karena hanya salah satu, sekali lagi HANYA salah satub
saja ayat dari firman Allah telah disalahartikan di khalayak umum. Situasinya, momentum si penyampai tidak tepat, bahkan fatal.
Terlepas dari aksi tersebut menjadi batu loncatan politik ataupun konspirasi, agaknya tidak sedikit dari ummat yg lebih cenderung untuk meneguk hikmah dari fenomena tersebut.
Dalam tulisan saya sebelumnya:

Sekali Lagi, Cinta http://tubagusnaufal.blogspot.com/2017/04/sekali-lagi-cinta.html

saya menekankan bahwa fenomena ini menunjukkan ke mana CINTA kita mengarah, ke situ jiwa & raga kita melangkah. Pada Allah kah? Atau pada manusia kah?

Namun ada hikmah besar yg sudah seringkali dilantangkan para ulama terutama ulama di dalam negeri.
Bahwasanya tak bisa ditampik, fakta beberapa aksi dihadiri oleh banyak ormas Islam, banyak gerakan Islam dan banyak faksi Islam yang berbeda adalah tanda dari YangMahakuasa bahwa memang ada itikad baik dari ummat untuk bersatu.

Hikmah bahwa potensi persatuan itu ADA.
Bhinekka tunggal ika yg digadang-ganag menjadi semboyan negara Indonesia, termunculkan tandanya dicontohkan oleh ummat Islam.

SEKARANG !

Lingkup momentum persatuan meluas. Bukan lagi skala nasional, melainkan global.
Musuh bersama mulai muncul. Nama Donald Trump yang sudah sejak awal kontroversial, mencuat lagi seketika saat Jerussalem, tempat dimana masjid Al-Aqsha bermukim diakui begitu saja menjadi ibukota Israel. Ya, Israel yang tak punya dasar yg kuat dibandingkan Palestina untuk menjadi sebuah negara.
Israel, sekumpulan orang yg memaksakan kehendak serakah untuk merampas tanah Palestina dengan menghalalkan segala cara termasuk peperangan yg tidak imbang.

Seperti di film-film kawan. Saat musuh bersama muncul, biasanya superhero dan orang-orang biasa pun bersatuvpadu tuk menghancurkan.

MUI turun tangan. Konferensi Tingkat Tinggi Liar Biasa antar negara-negara Islam digelar. Diputuskan bahwa mereka mengakui Yerussalem adalah ibukota dari negara Palestina. Warganet maupun warga "real" tersulut imannya. Tersulut untuk berkontribusi dengan apapun yg bisa dilakukan.
Sebar postingan, like postingan, share tulisan, share knowledge, bahkan sampai para ulama di Indonesia sepakat untuk melakukan #aksibelapalestina di ibukota Indonesia, Jakarta.
Aksi ini tidak main-main. Bukan hanya Indonesia yg berinisiatif untuk menyelenggarakanya. Silakan dicheck saja beritanya di media cetak atau media online yg anda percaya.
Bisa dipastikan 5 negara lebih rakyatnya sudah turun ke jalan untuk melakukan aksi.

"Ngapain sih turun ke jalan?
Lebih real kita langsung donasi atau terjun ke medan perang kan?
Atau yg punya jabatan buat kebijakan2 yg mendukung. Indonesia kan udah ikut konferensi, jadi kita tingal berdo'a hasilnya bisa lancar....."

Ya benar. Memang benar. Tidak ada yg salah dengan bergerak dibalik kayar dan mendo'akan.

Namun keberpihakan tidak berhenti pada sajadah kawan.
Allah mewajibkan hambanya berdo'a sekaligus berikhtiar, sebagai bentuk ibadah kepada-Nya.

Ada tidaknya kita dalam gerakan perlawanan thdp kezholiman, tidak akan berpengaruh pada kemuliaan Islam.
Permasalahanya apakah kita turut ambil bahian, atau tidak di dalamnya.
Aksi sebagai bentuk propaganda opini massa yg efektif. Gebrakan dari kegiatan aksi menunjukkan adanya keseriusan masyarakat, terutama massa aksi dan pendukungnya, untuk menunjukkan sikap tegas (karena yg namanya aksi ga bawa mulut, tapi juga bawa raga dan harta).
Liputan media massa semakin menguatkan dampak yg ditimbulkan dari aksi ini.
Masyarakat yg belum bersikap akan tahu. 
Masyarakat yg belum peduli akan diminta kesediaan untuk peduli.
Masyarajat yg belom "notice" akan diminta untuk "notice".

dan

Masyarakat yg sudah menyatakan sikap akan semakin siap.
Siap untuk menerima panggilan perjuangan berikutnya. Menjemput kebenaran akan pesan Rasul dalam suatu hadist yg menyatakan:

am Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Tidak akan datang hari kiamat sehingga kaum muslimim memerangi kaum Yahudi dan membunuh mereka. Sehingga bersembunyilah orang-orang Yahudi di belakang batu atau kayu, kemudian batu atau kayu itu berkata, ‘Wahai orang muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi di belakang saya, kemarilah dan bunuhlah dia!’ Kecuali pohon Gharqad (yang tidak berbuat demikian) karena ia termasuk pohon Yahudi.”

"Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Kamu semua akan membunuh orang-orang Yahudi. Maka kamu semua akan membunuh mereka sehingga batu akan berkata: Wahai para muslimin! Di sini ada orang Yahudi, datanglah kemari dan bunuhlah dia.” (HR Muslim)"

DIAMKAH KITA?

Belanda, Australia, Perancis, bahkan Paus Fransiskus ikut mengecam keputusan Trump. Entah apa yg ada dibalik kecaman mereka yg notabene memang bukan negara dengan basis masaa Islam yg besar.
Tugas saya, dan kita adalah husnuzhan. Menyambut sikap baik tuk menguatkan perjuangan. Menambah kawan, kurangi lawan.
Dalam agama saya, Islam, memang telah ada juga keterangan bahwa muslim dan nasrani akan bahu membahu untuk melawan yahudi yg sedang "tidak eling". Pernah guru saya atau dal suatu ceramah saya mendengar kwterangan tersebut.

Kawan!

Petuah "diam adalah emas" tidaklah menjadi acuan dlaam konteks ini. Perjuangan sidah di depan mata. Entah apa pengorbanan kita. Bisa saja jiwa atau harta.
Ini soal kemanusiaan, iya
Ini soal agama, iya
Ini soal keadilan, iya

Tegaskanlah apa yg jadi sebabmu berjuang
Ambil bagian di dalamnya
Perjuangan akan berlangsung ada atau tidaknya kamu dan kita di sana

Saya, dan kita harapanya...
berusaha tuk niatkan ini karena Allah
karena Allah yg meminta kita
karena Allah yg jadi tujuan kita

berhasil atau tidak bukanlah kewajiban kita
Allah meminta kita untuk ada di jalan-Nya, mati di jalan-Nya
Bukan untuk sampai di akhir jalan-Nya

"Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (palestina) yang telah di tentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik kebelakang (karena takut kepada musuh), nanti menjadi orang yang rugi. "
(QS: Al-Maidah ayat : 21)

Ada kesempatan kawan.
Aksi 17.12.17.
17 Desember 2017
Monas, Jakarta, Indonesia.
jam 06.00-11.00

Silakan. Bagi yg bisa menyempatkan, sempatkanlah. Berangkatlah.
Bukan soal ada tidaknya waktu.
Ini soal ada tidaknya iktikad, niat yg kuat.

Maybe tidak kita semua dapat menyempatkan karena prioritas ibadah kita berbeda. Kewajiban bekerja akhir pekan yg tidak bisa ditinggalkan karena menyangkut hidup org lain, kewajiban dakwah di daerahnya, dan sebagainya.

Namun perjuangan tidak sempit itu.
Jadikanlah setiap media yg kita punya menjadi bahan untuk mengobarkan api semangat juang.
Begitupun tulisan ini, semoga menjadi skasi di hadapan Allah kelak.
Bahwasanya saya, dan kita tidak ingin diam.
Bahwasanya  saya, dan kita ingin ikut andil dalam jalan juang Allah SWT. Mati di dalamnya. Kendati tidak mengalami hasil keberhasilanya.

Wallohu'alam bishowab.

Semarang, 14 Desember 2017
di Malam yg Temaram

TND

 
;