Friday, December 30, 2011

Memaknai Detik-detik Kehidupan

lifestyle.kompasiana.com
Alangkah baik bila setiap momen hidup kita diisi dengan hal yang bermanfaat dan bernilai ibadah. Momen tahun baru ini, tidak pantas bila digunakan untuk sekedar hura-hura. Yang paling penting dari adanya perhitungan tahun adalah sebagai tolak ukur kita melakukan sesuatu dalam hidup ini. Target dan visi pun akan mempunyai tempatnya di perhitungan waktu yang disebut tahun ini.
Kemarin, tepatnya hari Jum'at tanggal 30 Desember 2011, aku tertarik pada sebuah acara muhasabah menjelang akhir tahun yang dinamakan MUARA (Muhasabah Akbar Rabbani). Saat datang kesana, kebanyakan peserta adalah remaja, terutama yang aktif tergabung dalam lembaga dakwah sekolah maupun masyarakat. Para mubaligh menyampaikan materinya dengan suasana santai namun energik, haru, dan mudah dimengerti. Berikut adalah
resume(ringkasan) materi dari salah seorang mubaligh, yaitu Ustadz Dede Baharsyah (a.k.a. Ustadz Cinta) dari KomuCin (Komunitas Cinta). Beliau menekankan tentang pentingnya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan tidak melalaikanya.

Jum'at, 30 Desember 2011
Masjid Al-Muttaqien, Secapa POLRI
Ustadz Dede Baharsyah

Agar pergantian tahun menjadi momen titik tolak untuk mengavulasi diri, merubah kebiasaan-kebiasaan jelek, dan menjadi pribadi yang lebih matang lagi. Ustadz Dede Baharsyah menyampaikan poin-poin penting, terutama berkaitan dengan memanfaatkan waktu. Mari renungkan kembali dan mulai amalkan di kehidupan kita.


1. Waktu tidak dapat diulang kembali
Jangan sampai kita menyia-nyiakanya begitu saja. Contoh kecil dari masalah memanfaatkan waktu adalah 'telat'. Kata tersebut telah melekat pada perilaku kebanyakan orang Indonesia. Parahnya lagi, perilaku ini telah menjelma menjadi suatu 'budaya' yang tentunya berdampak negatif bagi produktivitas dan karakter bangsa ini.

2. Hati-hati 'tidak sadar waktu'
Seringkali, berbagai aktivitas yang kita lakukan membuat kita tidak sadar, berapa jam yang telah kita lewati. Mungkin tidak terlalu buruk bila kita sedang melakukan kegiatan positif. Tapi apa yang terjadi bila kita tidak sadar waktu saat kita sedang maksiat, mabuk-mabukan, melakukan dosa, berkelahi, atau aktivitas buruk lainya? Na'udzubillah... Alangkah baiknya kita memerhatikan tiap detik yang kita dilewati. Toh, kita jadi bisa memperhitungkan sejauh mana manfaat dan efektifitas kegiatan yang kita lakukan. Apakah terlalu membuang-buang waktu, atau sangat memaknai waktu.

3. Hati-hati kegiatan kita tidak bernilai ibadah
"Sesungguhnya amal seseorang tergantung dari niat orang tersebut". Hidup seorang muslim adalah pengabdian atau disebut pula ibadah kepada Tuhanya. Oleh karena itu, setiap kegiatanya-dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit-mestilah, dengan ikhlas, ditujukan semata-mata untuk memperoleh ridho dari Yang Maha Kuasa. Bukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain atau derajat tinggi di masyarakat.
Ingatlah, segala sesuatunya pasti akan kembali kepada Yang Maha Kuasa.

4. Begin with The End of Things
Begin with The End of Things (Memulai dengan Akhir dari Sesuatu) maksudnya, sebelum melakukan sesuatu, lihatlah akibat/ tujuan/ kejadian akhir bila kita melakukan sesuatu tersebut. Dengan begitu, kita bisa lebih bijak dalam menentukan sikap. Contohnya, kita ingin mendapat nilai yang bagus untuk ujian akhir semester. Karena itu, kita harus giat dalam belajar dan pintar-pintar mengatur waktu kita dalam belajar. Contoh lain, kita ingin bermain di game centre. Tapi terlebih dulu, lihat apa tujuan kita bermain. Semata-mata untuk memuaskan nafsu pribadi? Bermain bersama teman-teman sajakah? atau apa? Saat madharat(buruk)nya lebih banyak ketimbang manfaatnya, lebih baik kegiatan tersebut ditinggalkan.

5. Tujuan yang Jelas
Pernah lihat tulisan-tulisan besar pada kaca depan bus-bus angkutan umum? "Bandung-Sukabumi" atau "Bandung-Jakarta" ada juga "Jakarta-Semarang" dan lain-lain. Semuanya menuliskan tujuan kota yang jelas terpampang di bus-bus tersebut. Banyak jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan mereka, tinggal memilih mana yang sesuai dengan keadaan. Begitu pula manusia dan tujuan hidupnya. Manusia harus mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupnya. Sehingga dia dapat menentukan kebijakan-kebijakan penting. Seperti : jalan yang seperti apa yang harus ditempuh, apa yang harus dipersiapkan, apa saja kendala yang sekiranya akan dihadapi, dan sebagainya. Merugilah manusia yang tidak tahu arah hidupnya. Kemungkinan dia akan hidup seenak nafsunya, tidak punya prinsip yang jelas, dan mengalir di jalan yang bahkan dia sendiri tidak tahu arahnya kemana. Mudah-mudahan, kita termasuk orang yang mempunyai tujuan dan prospek hidup yang jelas dalam diri kita. Amin

"Ustadz Cinta" ini juga menyampaikan petuah dari kangjeng Nabi Muhammad SAW tentang 5 perkara yang harus kita jaga, Rasulullah SAW bersabda,
"Jagalah 5 perkara, sebelum 5 perkara:
1. Masa muda, sebelum masa tua
2. Sehat, sebelum sakit
3. Kaya, sebelum miskin
4. Lapang, sebelum sempit
5. Hidup, sebelum mati "

Tidak lupa, Ustadz yang rutin berdakwah lewat siaran radio tiap minggunya ini, memberikan rumus khas, agar hidup lebih bermakna : (tidak bermaksud untuk mempromosikan produk tertentu :D )

> IM3 <
[Ingin Menjadi Manusia Mulia]

> MENTARI <
[Mencoba Tantangan dan Rintangan]

> STARONE <
[Selalu Target Number ONE]

> MATRIX <
[Manajemen dan Trik]

(Nama-nama tersebut dimaksudkan agar mudah diingat dan diamalkan :D )

Semoga ringkasan ta'lim singkat ini dapat diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Secara perlahan, bertahap, dimulai dari hal yang paling kecil, dan tetap istiqamah. Keep The Spirit !!

0 comments:

Post a Comment

 
;