Thursday, October 23, 2014

I'm Back

Sudah lama aku tidak menulis di blog ini. Sudah lama aspirasi ini tidak direkam abadi dengan tulisan-tulisan, baik di kertas ataupun sinyal elektronik. Entah malas atau tidak sempat, yang jelas perlu motivasi lebih untuk mulai kembali menulis. Padahal aku sering dengar, lihat, baca bahwa "kebiasaan literasi"(bahasa om ku) itu penting sekali. Beberapa anggota DPR yang pintar berbicara sampai berbusa-busa seringkali tidak dikenang oleh rakyat (apalagi disegani, hehe) karena dia tidak punya jejak literasi. Bahasa simple-nya, dia ga pernah nulis.



Pemimpin-peminmpin hebat yang dikenang lama, seperti Soekarno ataupun BJ Habibie, punya rekaman-rekaman tulisan, sebagai inspirasi bagi generasi penerusnya. Bahkan siapa bilang, Rasulullah SAW tidak punya sejarah literasi. Beliau memang nabi yang ummi, namun terus belajar kepada jibril. Beberapa sahabatnya menjadi juru tulis beliau perihal Al-Qur'an dan Hadits. Kemudian khalifah utsman menyempurnakan literasi Al-Qur'an dalam bentuk mushaf, sampai akhirnya kita ber-tilawah ria dengan mushaf-mushaf produk turunan kekhalifahan dzun nurain.



Dunia kuliah, apapun jurusanya, menuntut kita bisa terbiasa menulis ilmiah, terstruktur (sebenarnya). Menulis di sisni dapat dipahami sebagai arti sebenarnya, bisa juga dalam arti terbiasa mencatat dan me-resume. Atau, terbiasa membuat paper dan makalah-makalah untuk menuangkan gagasan kita secara sistematis.
Apa urgensinya sih??
Dalam kaitanya dengan kuliah, tentu itu untuk membantu pengerjaan tugas, laporan, dsb.
Dalam aspek lainya, menulis terstruktur membantu kita memahami mata kuliah. Seeandainya ketika kuliah kita kurang memahami apa yang disampaikan dosen (atau memang tipe dosen yang sulit dimengerti, hehe), maka membaca, menelaah, dan menulis kembali materi-materi dari berbagai sumber membantu kita memahami alur pikir dari mata kuliah tersebut.

Dalam aspek yang lebih advanced lagi, soft skill menulis terstruktur sangat berguna di kompetisi-kompetisi ilmiah, maupun seminar-seminar ilmiah yang mensyaratkan adanya pembuatan paper. ini bisa jadi ladang dakwah, ketika kompetisi tersebut diniatkan untuk mensyi'arkan nilai kebaikan Islam. Bagaimanapun bentuknya.

Dengan demikian, aku berharap kembali termotivasi untuk membiasakan menulis. Bahkan tidak hanya berharap sih. Action aja dulu, lalu motivasi bisa timbul dengan kerja-kerja kontinyu. Mari tinggalkan "jatuh cinta", biasakan "bangun cinta". Karena cinta dapat tumbuh dari sugesti kontinyu, dengan kerja-kerja nyata. :)


0 comments:

Post a Comment

 
;