Thursday, February 13, 2014

Produktif Pasca Shubuh

Sudah beberapa hari waktu yang (seharusnya) produktif itu terasa percuma. Penyebabnya hanya satu kegiatan dahsyat, sleeping. Faktornya tidak tunggal. Terkadang memang sedang lelah yang sangat. Atau waktu tidur yang terlampau larut, namun bangun tetap dini hari. Atau bisa juga karena tidak ada target/agenda khusus sehabis shubuh itu. Alhasil... al-ma'tsurat dan tilawah dibaca dengan suara yang semakin melemah. Mata sayu perlahan, tubuh lunglai dan mulai mencari sandaran. Tak dinyana, tiba-tiba saja pikiran ini mulai mengawang-ngawang. Bacaan dzikir terdengar samar-samar. Lalu dengan sedikit hentakan napas,
aku tersadar. Saat kulirik jam, ternyata waktu sudah berlalu sekitar 15-30 menit. Aku ketiduran.

Allahuakbar... Rasanya tak enak badan ini. Sudah bangun sebelum shubuh, namun tertidur lagi. Aku teringat berbagai artikel yang menerangkan bahaya tidur setelah shubuh. Bahkan perkataan-perkataan Rasulullah SAW tentang hal tersebut. Sehingga bukan saja tak enak badan, hati pun tak enak dibuatnya.
Sungguh tidur yang merugikan... Berlebihankah jika disebut demikian?

Memang, tidur adalah salah satu obat bagi tubuh yang letih. Penyapih mata yang sudah "5 watt". Pereda jantung yang bertalu sembarangan. Namun di saat yang tidak tepat, tidur bisa menjadi penyakit. Layaknya obat yang diminum tidak sesuai petunjuk dapat menyebabkan overdosis atau kelainan lainya.

Mari dudukan perkara ini sejenak.

Secara biologis (ehem... mumpung pelajaran SMA masih anget nih.. hehe), tubuh manusia mempunyai ritme terbaik yang telah dikaruniakan Tuhan. Contoh kongkritnya, ada pada diri Rasulullah SAW. Beliau telah menerapkan ritme tubuh manusia yang paling ideal. Coba saja, kapan kita dengar kisah, hadits, atau shirah yang menceritakan beliau sedang sakit? Tidak ada, kecuali menjelang wafatnya. Begitupula generasi-generasi penerus beliau. Bangun dini hari, ibadah dan bekerja, makan secukupnya, lalu tidur lebih awal saat malam. Ga beda jauh, 11 : 12 lah...

Nah 'istimewanya', manusia bisa merubah ritme tersebut.
Para satpam misalnya. Pejuang-pejuang keamanan kampung ini, punya pola yang agak terbalik dengan orang pada umumnya. Bagaikan burung hantu, mereka terjaga di waktu malam untuk memastikan keamanan wilayahnya. Lalu sebagian waktu siang mereka gunakan untuk istirahat. Itupun sekedarnya, karena banyak satpam yang punya pekerjaan sampingan.

Masalahnya, apakah pola biologis yang kita buat sesuai dengan fitrah (keadaan awal/yang sesuai/yang seharusnya terhadap manusia), ataukah sangat bertentangan ? Jika bertentangan, tentu akan berakibat pada pengikisan kekuatan tubuh hingga... ya, silakan lanjutkan sendiri :)
Jujur aja, ane bukan ahli biologi. Namun beberapa artikel berikut semoga membantu agan-agan, saudara-saudara, bapak-bapak, ibu-ibu, kakak, ade sekalian untuk lebih memahami dampak fisis terhadap tubuh kita :
[https://www.facebook.com/permalink.php?id=226633490779385&story_fbid=319723814803685]
[http://forsisftub.wordpress.com/2011/10/27/dampak-negatif-tidur-setelah-subuh/]
[http://www.tribunnews.com/ramadan/2013/07/10/ini-bahayanya-tidur-setelah-sahur]

Nahhh sebetulnya kerja jasmani kita sangat dipengaruhi oleh keadaan "yang ada di dalem" diri kita. Apa itu? Niat. Motivasi. Mentalitas. Sugesti. Dan Sejenisnya. Intinya, ada raja di situ. Sering kita sebut dia dengan nama : Hati.
[Mohon bedakan antara 'hati' dengan 'nafsu syahwat' ya saudara-saudara.]

Ada alasan dibalik anjuran Allah SWT dan Rasul-Nya untuk bangun dan menggapai rizki di pagi hari. Terutama setelah shubuh. Ada keberkahan yang ditanamkan.

Ceritanya, tetangga di depan rumahku orangnya rajin sekali. Kalo tidak salah, ia bekerja di sebuah pabrik garment sebagai salah satu petingginya. Jenis pabrik yang satu ini memang paling tenar di Sukabumi, karena setiap pagi sekitar jam 06.00 - 06.45 pasti bikin jalanan macet minta ampun. Rata-rata bosnya adalah chinese, dan rata-rata pegawainya (baca: buruh) adalah masyarakat lokal. Dan, tetangga ane itu emang orang chinese. Bisa agan tebak, setiap abis sholat shubuh pasti ia terlihat lagi ngeluarin motor dari gerabang rumahnya. Ditemani istrinya yang kemudian menutupi pagar rumah (romantisnya...), walaupun jarang banget nyapa ane -__-  Dan, memang jarang sekali ada yang lalu lalang di waktu sepagi itu.
Bayangkan saudaraku.
Tak heran kalo ada yang menilai umat muslim sekarang sedang terpuruk. Dalam hal semangat bangun shubuh saja, seringkali kalah oleh non-muslim. Coba kalo kita bisa bangun sebelum azan shubuh berkumandang. Lebih bagus lagi (dan harus diusahakan) kalo dini harinya sudah bangun :)
Apa sih yang bisa dikerjakan ?
Waah banyakkkkk... Kalo ada yang merasa tidak sempat membaca Al-Qur'an karena kesibukan, waktu pra-pasca Shubuh solusinya. Kalo ada yang merasa waktu belajarnya tersita waktu bekerja/main/organisasi, waktu pra-pasca Shubuh bisa jadi solusinya. Kalo ada yang ingiiin sekali menulis blog atau artikel, namun terkendala tugas kuliah yang menumpuk, pra-pasca Shubuh bisa jadi waktu idealnya (ehem...).
Ingin bersih-bersih rumah namun merasa pekerjaan sangat menyita waktu? Pasca Shubuh waktunya.
Ingin olahraga? Pasca Shubuh (terutama hari Ahad/Minggu) sudah ada kok orang-orang yang ber-jogging ria di jalan.

Maka benarlah kata Rasulullah SAW,

“Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barakah dan keberuntungan.” (HR. Thabrani dan Al-Bazzar)

Subhanallah ya...

“Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki.” (HR. Thabrani)

“Pada suatu pagi Rasulullah Saw. lewat di depanku dalam keadaan aku sedang berbaring. Sambil membangunkan aku dengan kaki, Baginda berkata, ‘Hai Anakku, bangun, saksikanlah rezeki Tuhanmu dan janganlah engkau menjadi orang yang lalai, sebab Allah membagikan rezeki kepada manusia di waktu fajar mulai menyinsing hingga matahri terbit.” (HR. Baihaqi)

Seorang 'ulama bernama Ibnul Qayyim berkata, “Empat hal yang menghambat datangnya rizki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit sholat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat.” (Zaadul Ma’ad, 4/378)

Bahkan :
“Barangsiapa shalat fajar (shalat subuh) berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat (shalat dhuha), maka seakan-akan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR. Tirmidzi)

Cobalah lihat! Pahala haji dan umrah gaaaan ! Bukan, bukan berarti ngarep pahala atau kita ga usah haji dan umrah. Tapi keutamaan waktu pasca-Shubuh begitu DAHSYAT, sehingga digambarkan demikian oleh Rasul kita.

Maka ini sejatinya renungan dan tempelak bagi penulis sendiri. Semoga menjadi manfaat bagi kita semua, khususnya ane pribadi, umumnya semua yang membaca tulisan ini :)

Mari kobarkan semangat tanpa henti untuk Produktif Pasca Shubuh !!!

Bismillah kita bisa saudaraku... bismillah... bismillah....





Reference :
- Personal Experience
- http://amazzet.wordpress.com/2011/09/26/menyambut-rezeki-sejak-pagi-hari/


Lihat juga tips-tips agar tidak ngantuk di pagi hari:



0 comments:

Post a Comment

 
;