Sunday, July 14, 2013

Romadhon Datang, Ide Terang


Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh !
Sudah hari ke-3 di bulan Romadhon, bagaimana kabar ibadah dan aktivitas kita ? :D
Tampaknya di Indonesia, suasana masih saja tidak berubah jauh di bandingkan tahun-tahun sebelumnya.




Masjid ramai dengan lantunan ayat Qur'an. Baik siang maupun malam. Orang-orang berduyun-duyun
datang untuk menunaikan shalat berjama'ah, lima waktu pula.Sedekah dipromosikan lebih masif. Televisi marak dengan tayangan religi, iklan-iklan berbalut diksi yang Islami, dan "pasar kaget" muncul di berbagai titik, seakan menanggapi harga barang-barang yang meroket.Suasana di sekolah maupun perkantoran dibuat sedemikian rupa agar 'Islami'. Dari pengajian sampai pesantren kilat frekuensinya meningkat dan banyak yang menyelenggarakan. Artis-artis mempertontonkan busana muslim. Dan masih banyak lagi suasana khas Romadhon lainya.


Memang sudah sepatutnya Romadhon disambut dengan gegap gempita, mengingat di bulan ini keberkahanya sangat berlimpah ruah. Jangan tanya tentang pahala, itu sudah pasti berlipat ganda. Para shahabat, sudah merasa rindu dengan Romadhon berbulan-bulan sebelumnya.
"Allahumma baariklana fii rojaba wa sya'bana wa ballighnaa Romadhon"
Begitulah do'a yang diajarkan Rasulullah SAW untuk dibaca semenjak bula rojab. Tentunya, beliau-belaiau punya harapan yang lebih dahsyat dari sekedar pahala. Yaitu ridho Allah SWT. Merekalah orang-orang yang ikhlas. Dalam khutbahnya menyambut bulan suci, Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun





Tak pelak berbagai bentuk keberkahan, muncul dipicu oleh 'seruan-seruan khas Romadhon' tersebut. Coba perhatikan, suasana seakan-akan mendukung ibadah shaum kita. Para wanita mulai menutup auratnya. Yang biasa bergosip, sekarang mengingatkan kawanya. Orang yang bohong diancam puasanya batal. Rata-rata alasanya sama, yaitu ‘Lagi puasa, entar  tak berpahala/berberkah!’.


Yah, sekalipun biasanya hanya sementara. Inilah yang sulit, karena memang salah satu pemaknaan shaum adalah aplikasi pada bulan-bulan selanjutnya. Bahkan sebisa mungkin efeknya dimulai pada saat-saat berbuka. Apakah setelah maghrib porsi makan kita tetap secukupnya? Atau lebih banyak dari biasanya, dengan alasan perut sudah kosong seharian? Astagfirullahalazhiim  saya pun belum tentu sukses dalam hal ini.

Nah, alangkah bijaknya kita tengok hikmah dari suasana penuh berkah tadi. Seperti yang dikisahkan Imam Ahmad, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, yaitu bulan yang diberkati, Allah telah mewajibkan kepada kalian puasa di dalamnya,…”

Saya ingin sedikit bercerita, sederhana saja.

Mungkin jika melihat postingan-postingan saya sebelunya, Anda akan lihat bahwa sudah lamaaa sekali saya tidak nge-Blog. Kalau mau diutarakan alasanya, bisa panjang. Sibuk belajar untuk ujian lah, bimbingan belajar lah, organisasi lah, dan sebagainya. Maka sebenarnya saya tak bias mengutarakan alasan tertentu.
Man jadda wa jadda.
Jika memang niat dan keinginan saya tulus dan kuat, pastinya kesungguhan muncul. Kemudian waktu pun akan “disediakan” oleh Allah SWT. Namun inilah manusia, mengutarakan alasan yang (katanya) krusial  sebagai faktor terhentinya kegiatan. Dalam menulis blog, yang cukup krusial adalah Ide. Tidak mungkin muncul ide, jika tujuan menulis masih kabur. Itulah visi. Dan, visi terbentuk dari niat yang tulus dan sungguh-sungguh. Dengan niat tersebut, kita berdo’a, memohon petunjuk-Nya, dan kemudian berikhtiar untuk mewujudkan tujuan kita.

Lihat? Selalu ada alasan pembangkit untuk suatu alasan penghancur semangat. Dalam keberkahanRomadhon, alasan pembangkit muncul dengan frekuensi beribu-ribu Hertz.

Setelah disebutkan dalam suatu ceramah tentang keutamaan suatu ibadah sunnah Romadhon, manusia berduyun-duyun melakukanya. Lalu ukhuwah mulai terasa di antara jama’ah ibadah tersebut. Lambat laun, mereka menjadikanya suatu tradisi. Sehingga setiap Romadhon, ibadah tersebut menjadi ciri khas yang ditunggu-tunggu. Mungkin demikian yang terjadi pada sholat tarawih, sahur bersama keluarga, atau ‘bukber’(buka bersama) dengan kolega. Lihatlah kehangatan, kebersamaan dan kekeluargaan yang ditimbulkan. Itu merupakan berkah. Kendati pun makna dari ibadah-ibadah tersebut belum diketahui oleh kebanyakan orang, namun perlahan-lahan dapat ditanamkan dalam bingkai kebersamaan. Dengan cara-cara yang santun dan hangat. Kemudian jika salah satu anggota jama’ah mengendur ibadahnya, alasan pembagkit semangat muncul dari berbagai sisi. Karena memang semua telah tertular virus kebaikan. Bukankah cara dakwah yang apik?

Akhirnya, uraian panjang ini memunculkan kesimpulan yang penuh dengan rasa syukur. Rasa syukur karena bisa menulis lagi, juga karena api semangat yang mulai tersulut. Inilah keberkahan Romadhon. Bahan tulisan banyak bermunculan. Mulai dari tema-tema yang klise, sampai inovatif. Namun semua tetap esensial. Karena Allah SWT menurunkan banyak berkah pada Romadhon. Dia, Sang Mahaluas telah memberikan kesempatan seluas-luasnya pada para hamba yang ingin mewarnai bulan suci dengan keindahan ibadah dan karya. Alhamdulillah... dengan datangnya Romadhon, ide menulis bermunculan. Terutama karena niat yang telah tersulut api semangat. Ahlan wa sahlan yaRomadhon ! :D




Sumber Gambar :

Visit Also :

0 comments:

Post a Comment

 
;